Do You Believe It? You Should Visit Indonesia !

  • Bangga

    Batik Indonesia Sangat Beragam, Mempunyai Keunikan Tersendiri dan Mempunyai Ciri Khas Yang Tidak Mudah Ditiru oleh Negara Lain .

  • You See??

    Selain Untuk Membuat Baju Kain Batik Bisa Digunakan Pula Untuk Lapisan Sofa, Bantal,lantai Bahkan Dinding Rumah Anda.

  • Canting dan Malam

    Merupakan Alat yang Digunakan Untuk Membuat Batik Tulis, Tradisonal Tapi Hasilnya Sensasional.

  • Membatik

    Terlihat Mudah, yang Sebenarnya Adalah Memerlukan Ketelitian, Kesabaran dan Kemampuan Yang Mumpuni Untuk Menghasilkan Batik Yang Berkualitas .

  • Fashion Dunia

    Bukan Rahasia Jikalau Kain Batik Umumnya Dipakai Sebagai Bahan Untuk Membuat Pakaian, dan Bukan Tidak Mungkin dengan Kreatifitas Anak Bangsa Yang Luar Biasa, Batik Akan Menjadi Salah Satu Fashion Yang Dilirik Dunia.

Jumat, 23 September 2016

Bahan dan Fungsi Malam Saat Membatik

Bahan dan Fungsi Malam Saat Membatik

Ada yang sudah tahu lilin malam?

Malam atau yang sering disebut sebagai lilin, merupakan salah satu bahan baku penting untuk membuat batik, khususnya batik tulis dan batik cap. Fungsi dari bahan ini dalam proses pembuatan batik adalah untuk menutupi bagian tertentu agar tidak terkena pewarna.

Proses kerja malam dan pewarna pada pembuatan batik pada prinsipnya memanfaatkan dua sifat bahan yang saling bertolak belakang sebagaimana minyak dan air, lilin mengandung minyak sedangkan pewarna mengandung air. Bagian-bagian tertentu yang diberi lilin secara otomatis tidak bisa ditembus oleh pewarna.

Pada jaman dahulu, orang jawa banyak memanfaatkan sarang lebah untuk membatik, karena bagian dalam dari sarang lebah tersebut terdapat kumpulan struktur berbentuk heksagonal yang terbuat dari semacam lilin, lilin ini tersusun dari ester asam lemak dan berbagai senyawa alkohol rantai panjang. Orang jawa menyebut sarang lebah adalah “Malam”, oleh karena itu hingga saat ini lilin untuk membatik sering disebut malam.

Lilin Malam Batik ( bahankain.com)

Lilin batik secara umum terbuat dari berbagai macam bahan yang mampu menahan air. Beberapa bahan tersebut diantaranya Gondorukem, Getah Damar, Parafin, Microwax, lemak binatang (kendal, gajih), minyak kelapa, lilin tawon, lilin Lanceng dan lainnya. Adapun komposisi bahan pembuatnya disesuaikan agar saat lilin digunakan memilikidaya tahan terhadap air, dapat meleleh saat panas (akan meleleh kira-kira pada suhu 59 derajat celcius), tidak mudah pecah saat kering dan mampu menempel pada kain secara baik.

Tidak ada aturan baku dalam mengatur komposisi saat membuat lilin batik, hampir setiap pengrajin memiliki formulanya masing-masing. Bagi pengrajin batik yang berpengalaman, lilin batik yang dibeli di pasaran tidak begitu saja digunakan namun akan diproses terlebih dahulu sesuai ukuran yang ia inginkan.

Secara umum lilin batik terdiri dari tiga macam, yakni malam klowong, tembok dan bironi. Malam klowong digunakan untuk nglowongi atau pelekatan pertama pada motif yang sudah dibuat (mempertegas pola). Malam tembok digunakan untuk nemboki/ngeblok atau mengisi bidang yang luas pada sebuah pola. Sedangkan malam bironi digunakan untuk menutupi warna biru serta isen-sen.

Untuk efisiensi bahan, para pembatik pada umumnya dapat mendaur ulang sisa malam yang telah digunakan. Setelah batik dilorod (direbus), maka malam yang terlepas dari kain dapat dikumpulkan, diolah dan dimanfaatkan kembali.


original post by : kesolo.com 
Share:

Mengenal Canting, Kegunaan dan 10 Contoh Jenis-Jenisnya

Mengenal Canting, Kegunaan dan 10 Jenis-Jenisnya

Banyak yang bertanya sebenarnya canting itu apa sih? Beberapa diantara kita mungkin sudah mengetahuinya, sebagian orang hanya sebatas 'Cuktau atau Cukup Tau'. Sangat mudah sekali untuk mengetahui apa itu canting, caranya yaitu dengan membaca salah satu artikel dibawah ini :).

Dalam proses pembuatan batik tulis, dibutuhkan sebuah alat khusus untuk membantu pengrajin menorehkan malam (semacam lilin yang digunakan khusus untuk membatik) di atas kain yang akan dijadikan objek batik, sehingga membentuk pola sesuai dengan apa yang diinginkan. Alat yang dimaksud adalah canting. 

Canting adalah sebuah alat tradisional yang dipakai untuk mengambil malam yang sudah dicairan di dalam benda seperti wajan yang dipanaskan di atas sebuah kompor dengan ukuran kecil, yang sering digunakan oleh pengrajin untuk membuat pola sebelum batik dilakuan pewarnaan. Canting terdiri dari tembaga dan bambu/ kayu. Tembaga digunakan sebagai penampung lilin. Dipilih tembaga, karena tembaga merupakan penghantar panas yang baik. Sedangkan bambu/ kayu digunakan sebagai gagang atau pegangannya.

Perhatikan gambar berikut ini.


Canting Tradisional

Gambar di atas adalah bentuk salah satu dari sebuah canting tradisional yang biasa digunakan untuk membatik. Sebuah canting terdiri dari tiga bagian yaitu :
  • Cucuk ada juga yang menyebutnya carat (ditunjukkan dengan angka1) adalah tempat keluarnyamalam cair yang dialirkan dari nyamplung. Biasanya terbuat dari tembaga juga, sama seperti nyamplung. Karena lubang cucuk cukup kecil, maka sesekali pengrajin harus meniup lubang cucuk untuk membuat aliran malam kembali lancar.
  • Nyamplung (ditunjukkan dengan angka 2) terbuat dari bahan tembaga. Berfungsi sebagai alat untuk mengambil cairan malam dan menampungnya.
  • dan Gagang (ditunjukkan dengan angka 3). Gagang atau pegangan terbuat dari bambu atau kayu. Fungsinya untuk melindungi tangan agar tidak terkena panas, dan ini juga menjadikan proses membatik jadi lebih mudah dan hasil dari goresan canting tersebut terlihat rapi.
Ada beberapa jenis Canting menurut ukuran dan fungsinya.

1. Canting Rengreng. Canting rengreng digunakan untuk membuat pola dasar pada kain. Canting rengreng memiliki cucuk tunggal dengan diameter antara 1 - 2,5 mm.

2. Canting Isen. Canting ini mempunyai cucuk tunggal, ada juga yang mempunyai banyak cucuk. Penggunaannya disesuaikan dengan motif yang diinginkan. Untuk ukuran diameter dari cucuk canting ini kurang lebih 0,5 - 1,5 mm.

3. Canting cucuk kecil, cucuk sedang, dan cucu besar. Masing-masing mempunyai peranannya sendiri-sendiri.
  • Canting Cucuk Kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng atau digambari motif.
  • Canting Cucuk Sedang digunakan untuk membuat pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
  • Canting Cucuk Besar digunakan untuk membuat tembokan atau pembuatan blok pada kain, biasanya ujung cucuk akan dibalut dengan kain sehingga diameter cucuk menjadi besar.
4. Canting Cecekan. Fungsi dari canting ini adalah untuk membuat isen-isen berupa titik-titik dan juga garis lengkung atau ukel.

5. Canting Loron. Kata 'loron' diambil dari Bahasa Jawa 'loro' yang berarti dua. Sesuai dengan namanya, canting batik loron mempunyai cucuk ganda. Fungsi dari canting ini untuk membuat garis rangkap pada motif batik dan juga untuk membuat garis pembatas.

6. Canting Telon. Canting telon mempunyai bentuk cucuk segi tiga sama sisi, sehingga biasa digunakan untuk membuat pola isen dengan bentuk segi tiga.

7. Canting Prapatan. Canting prapatan juga berfungsi untuk membuat isen. Dengan bentuk cucuk segi empat, canting ini cocok untuk membuat isen dengan pola segi empat.

8. Canting Liman. Canting liman mempunyai cucuk berbentuk kotak (persegi) dengan 4 lubang di tiap sudutnya dan satu buah terdapat di tengahnya.

9. Canting Renteng/ Galaran. Canting galaran mempunyai bentuk cucuk berjejer dengan jumlah genap hingga mencapai 6 buah cucuk. Canting ini biasa digunakan untuk membuat pola garis dengan jumlah banyak sekaligus agar mendapatkan jarak yang sama antar garis.

10. Canting Byok. Canting byok digunakan untuk membuat motif lingkaran pada pola batik yang tersusun berupa titik-titik yang melingkar. Mempunyai tujuh buah lubang pada cucuknya. Biasanya canting byok mempunyai lubang cucuk berjumlah ganjil.

Selain jenis - jenis Canting yang telah disebutkan di atas, ada juga canting elektrik atau canting batik elektronik. Yaitu canting yang tidak menggunakan kompor sebagai pemanasnya, melainkan dengan memanfaatkan tenaga listrik. Bentuk canting elektrik di desain sedemikian rupa dengan bentuk nyamplung yang dibuat lebih besar agar dapat memuat malam dengan volume yang lebih banyak. Cucuk atau mulut canting dapat diganti menurut keperluan. Canting elektrik dapat memberi motif pada bagian belakang kain sekaligus, sehingga mampu menyingkat waktu pembuatan pola batik, terutama pola dengan motif yang rumit.

Berikut ini contoh gambar salah satu bentuk canting elektronik yang ada di pasaran.

Sumber Gambar : cvalgautama.indonetwork.co.id

Dengan adanya canting elektrik ini diharapkan dapat memudahkan para generasi muda penerus bangsa, untuk ikut turut serta dalam melestarikan batik yang merupakan warisan budaya yang patut untuk dipertahankan keberadaannya :)


Original Post by : goresancanting.blogspot.co.id
Share:

Selasa, 20 September 2016

11 Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis

11 Alat dan Bahan untuk Membuat Batik Tulis

Alat dan bahan Membatik (foto: alimabatik.com)

Untuk membuat batik tulis, ada banyak bahan dan alat yang diperlukan guna menghasilkan kain batik seperti yang sering kita lihat saat ini. Mendapatkan alat dan bahan untuk membuat batik tulis sebenarnya tidaklah serumit saat membuatnya. Alat dan bahan yang dibutuhkan sangat sederhana dan mudah dicari karena banyak dijual di pasaran. 

Jika tertarik ingin membuat batik tulis, berikut beberapa alat dan bahan yang harus ada : 

1. Kain Mori
Kain mori untuk bahan batik (foto: tasgoodytotepolos.blogspot.com)

Kain mori merupakan bahan utama untuk membuat batik tulis, kain ini berasal dari bahan kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus. Kain yang bisa digunakan untuk bahan batik tentunya adalah kain yang mudah menyerap zat-zat pewarna batik. 

Kain mori primisima misalnya, merupakan salah satu jenis kain yang memiliki kualitas tertinggi, meski daya serapnya kurang. Selain itu bisa juga menggunakan kain mori berjenis prima yang memiliki kualitas sedang dengan benang yang sedikit kasar. Untuk menghemat biaya bisa juga menggunakan kain mori biru yang merupakan kain dengan kualitas rendah dengan tekstur kasar. 

Selain tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan kain Kapas Grey, Kain rayon, Kain Kapas dan bisa juga menggunakan kain sutera. 

2. Malam/Lilin
Malam atau lilin batik (foto: tokopedia.com)

Malam atau lilin batik berfungsi untuk penahan warna pada batik sehingga bisa memunculkan pola. Ada beberapa jenis malam yang bisa digunakan untuk membatik, diantaranya adalah malam klowong, malam tembok dan malam bironi. 

Malam klowong digunakan untuk nglowongi atau pelekatan pertama pada motif yang sudah dibuat (mempertegas pola). Malam tembok digunakan untuk nemboki/ngeblok/mengisi bidang yang luas pada sebuah pola. Sedangkan malam bironi digunakan untuk menutupi warna biru serta isen-sen. 

3. Zat Pewarna
Pewarna batik (foto:apbbatik2011.wordpress.com)

Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipilih, zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis atau buatan. masing-masing zat pewarna tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Untuk industri batik saat ini sebagian pengrajin lebih banyak menggunakan zat pewarna sintetis karena lebih praktis, bahan mudah didapat, murah dan terdapat banyak pilihan warna. 

4. Alat berupa Canting
Aneka Canting (foto:jejakbatik.blogspot.com)

Canting merupakan salah satu alat batik yang berfungsi untuk melukis motif batik menggunakan malam. Ada banyak sekali jenis canting yang bisa digunakan, masing-masing jenis tersebut memiliki fungsi yang berbeda, ada yang berfungsi sebagai pembentuk pola, berfungsi sebagai isen (motif garis / titik) atau yang lainnya.

5. Wajan dan kompor kecil

Kompor dan wajan kecil (foto: kaskus.co.id)

Alat ini berfungsi untuk tempat memanasi malam yang diletakkan diatas kompor. wajan kecil yang digunakan untuk membatik biasanya terbuat dari alumunium ataupun tembaga.
Kompor kecil, merupakan alat yang berfungsi sebagai sumber panas untuk melelehkan malam batik. Kompor kecil ini biasanya terdapat stelan yang bisa digunakan untuk mengontrol besar-kecilnya api. Pada umumnya para perajin biasanya menggunakan jenis kompor minyak biasa.

6. Gawangan

Gawangan kayu (foto : jualantik.co.id)

Gawangan merupakan salah satu alat batik yang berfungsi sebagai penyangga kain saat proses membatik. Gawangan batik ini bisa terbuat dari kayu ataupun bambu. Untuk para juragan batik jaman dulu biasanya memiliki gawangan yang diberi motif hiasan pada bagian atasnya. Biasanya berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti naga ataupun motif lung-lungan (tumbuhan).

7. Dingklik

Dingklik kecil (foto: adafatoni.blogspot.com)

Dingklik merupakan kursi kecil terbuat dari kayu, plastik atau apapun sebagai tempat duduk perajin. Biasanya memang proses menggambar batik tulis dilakukan dengan cara duduk di bawah, tidak dilakukan dengan berdiri sebagaimana yang dilakukan pengrajin saat membuat batik cap. (baca juga : Batik Tulis, Proses dan Teknik Membuatnya)

8. Bandul

Adalah alat pemberat yang digunakan untuk menahan kain batik agar tidak mudah bergeser ketika sedang dilukis dengan malam. Bandul ini bisa terbuat dari kayu, besi atau apapun yang bisa difungsikan sebagai pemberat.

9. Taplak

Merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alat untuk alas saat membatik. alas ini ditempatkan diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik.

10. Meja kayu

Meja kayu sering difungsikan untuk meluruskan/meratakan permukaan kain sebelum dibatik. Selain itu juga bisa digunakan untuk menggambar pola motif batik diatas kain dengan menggunakan pensil.

11. Alat Tulis

Seperti Pensil, penggaris dan kawan-kawannya yang sekiranya diperlukan dalam menggambar pola batik. Pensil Jelas berfungsi untuk menggambar pola motif batik pada kain mori sebelum kain tersebut dilukis oleh malam dengan menggunakan canting. Jangan lupa untuk mempertajam pensil sebelum digunakan, bisa dengan rautan ataupun pisau :).
Share:

Minggu, 18 September 2016

Mengetahui dan Memahami Sejarah Batik di Indonesia



Sejarah Batik Indonesia

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke danWolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia Iatau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik. G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri,Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal. 

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik. Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. 

Pada tahun 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik ke Museum Etnik di Rotterdam yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia, dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman. Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Budaya batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan, sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Corak batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Cara Pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis Batik
  • Batik tulis: Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.
  • Batik cetak: Batik cetak atau disebut juga dengan batik cap, merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini.
  • Batik printing: Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena proses pembatikan jenis batik ini sangant mirip dengan proses penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain diprint diatas alat offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat ini.
Share:

Pengertian Batik Yang Harus Kita Ketahui


Pengertian Batik 

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Secara etimologi, Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa yaitu "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik. Batik adalah seni gambar di atas kain untuk pakaian yang dibuat dengan teknik resist menggunakan material lilin. Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal-usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Batick, bathik, batik, batique dan batek serta batix adalah sebutan lain batik.

Walaupun banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda. Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1). Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah. 

Sejarah Batik di Indonesia (Seni Batik) tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2). 

Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat : 
  • Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan, Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
  • Ditinjau dari design batik dan proses “Loax-resist tehnique” Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
  1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
  2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
  3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut. 
  • Ditinjau dari sejarah, Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya. 
Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, Sukabumi dan Wonogiri. 

Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru.
Share:

Sabtu, 10 September 2016

Selayang Pandang Tentang Penulis Blog



Muhammad Muttaqien, Orang Sunda yang terlahir di daerah selatan Sukabumi yang terkadang di bilang keturunan Batak. Kerap dipanggil 'TAQI' jadi berasa orang jepang, dipanggil 'KIM' serasa oppa Korea, dipanggil 'BOTAK' ini mengingatkan saya akan rambut saya yang memang mudah rontok :( dan ketika orang - orang memanggil saya 'MUTT' saya seketika merasa orang paling imut sejagat raya :). Seorang pemimpi, bermimpi tentang apapun,siapapun dan bermimpi bisa pergi kemanapun.

Berawal dari tugas dosen mata kuliah Aplikasi Komputer (Bpk. A.Jazuli,ST,MSI) dan keanekaragaman jenis batik yang ada di Indonesia. Maka terjadilah keterpaksaan untuk memenuhi tugas tersebut, yang ternyata adalah hikmah dari sebuah pembelajaraan.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik dalam acara Konferensi PBB. Seperti yang kita telah ketahui di Indonesia ragam batik sangat banyak sekali dan benar - benar bervariatif di setiap daerah. Ini merupakan ciri khas budaya yang perlu kita lestarikan dan tunjukkan eksistensinya kepada dunia. Berbagai cara bisa kita lakukan untuk mewujudkannya, salah satunya adalah dengan bercerita di blog maupun sosial media lainnya yang sangat mudah kita gunakan di era teknologi seperti saat ini. Terima kasih yah bagi kalian yang sudah mau membaca maupun mengunjungi blog saya, dan pada akhirnya saran maupun kritik sangat saya perlukan demi kelancaran pembelajaran di detik - detik hidup saya berikutnya.


Share:

BTemplates.com

Tweets


BBCIndonesia.com | Dunia

Detik News

Translate